Rabu, 06 Mei 2015

Pangrango dan Lembah Kasih Mandalawangi



“Aku percaya bumi emas tanah airku sepanjang masa’kan menghijau dan selalu. Dan disana, hutan – hutan rimbun memanggil hujan. Kutipan dari Gesang (1963). 12 April 2015 saya melakukan pendakian ke gunung pangrango, salah satu bumi emas yang ada di Indonsia. Saya melakuan pendakian mendampingi siswa pecinta alam SMA KORNITA atau biasa disebut WAPALA. Pendakian ini, bagi sebagian dari anggota WAPALA merupakan pertama kalinya.
Pintu gerbang pendakian TNGP
Kita berangkat dari pos perizinan pukul 12.30, cuaca saat itu mendung dan agak gerimis. Targer kita yaitu mendirikan camp di post kandang badak. Perjalanan menuju kandang badak, berbatu dan relative landai. Sebelum sampai di kandang badak, kita menjumpai beberap pos yang menarik seperti telaga warna, air terjun cibeurem, sumber air panas dan kandang batu. Kita sampai kandang badak, sekitar pukul 19.00 dan setelah itu mendirikan camp.
Esok hari nya kita summit ke puncak pangrango dari kandang badak sekitar pukul 08.30. jalan ke puncak pangrango, masih alami. Enggak seperti dari post perizinan ke kandang badak, ini jalurnya masih tanah dan akar – akar pohon banyak di sekitar jalur. Kita sampai puncak pangrango sekitar pukul 11.30. puncak pangrango sangat berbeda dengan puncak gede. Pangrango, hanya ada symbol triangulasi tidak ada pemandangan yang begitu bagus. Pangrango memang terkenal dengan mandalawinya.
Lembah Mandalawangi
Lembah mandalawangi, letaknya tidak jauh dari puncak. Sekitar 10 menit dari puncak. Lembah mandalangi, yah ada menyebutnya lembah kasih ada juga lembah abadi edelweiss. Di ketinggian 3000an mdpl, disini seperti melihat lapangan bola di atas gunung. Luas, dan dikelilingi oleh bukit – bukit. Mandalawangi, akan selalu identik dengan edelweiss. Bunga yang disimbolkan dengan keabadian, dan kekelan. edelweis bisa dikatakan symbol dari gunung gede dan pangrango, bunga abadi. “mungkin Tuhan menciptakan tanah pasundan dengan tersenyum “.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar